2014-02-12

EMPATI SISWA MAN SABDODADI BANTUL TERHADAP BENCANA ALAM YANG TERJADI



Bencana yang bertubi-tubi menimpa sebagian wilayah Indonesia baik bencana banjir, tanah longsor, gempa bumi tektonik, gunung berapi meletus dan bencana alam lainnya menimbulkan keprihatinan siswa-siswi MAN Sabdodadi Bantul Yogyakarta yang terketuk hatinya untuk membantu apakah bantuan berupa material atau moril yang dapat meringankan beban yang dialaminya.
Siswa-siswi beserta seluruh Guru dan Staf  MAN Sabdodadi Bantul menggalang infaq terkumpul Rp  2.357.100  ( dua juta tigaratus limapuluh ribu seratus rupiah ) bertujuan untuk meringankan beban terhadap warga yang sedang terkena musibah bencana alam,

Banjir—maupun bencana lain—sejatinya harus kita sikapi dengan mengambil sisi baiknya, adanya hikmah akan selalu menjadi keniscayaan dalam setiap peristiwa yang terjadi. Dengan adanya bencana seperti banjir, tanah longsor, merapi meletus  adalah saat-saat kita bisa melihat kebersamaan dan solidaritas satu sama lain.
Hadirnya bencana sebagai momen kita untuk instropeksi diri, banjir yang terjadi, contohnya, bisa jadi karena kita masih begitu gampang membuang sampah sembarangan, tentu saja mustahil bila banjir dapat tertangani bila warganya masih sering buang sampah sembarangan, ingat kita harus semakin peduli dengan lingkungan, disisi lain kita juga mawas diri/mulat sariro (bahasa Jawa red) dosa apa yang telah kita lakukan sehingga Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa memberikan cobaan sebarat ini.
Namun bagaimanapun, toh kita tidak harus menunggu bencana datang untuk bisa peduli, kita pun tidak harus menunggu banjir dan mengungsi untuk bisa menjalin solidaritas dan kebersamaan. Mengapa juga harus tunggu bencana untuk melakukan kebaikan?
Melakukan kebaikan dalam menjalin solidaritas sesama tidak hanya untuk korban bencana, tetapi masih banyak orang-orang yang memerlukan uluran tangan kita untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk disalurkan kepada yang sangat membutuhkan bantuan.
Raut wajah puluhan anak-anak pengungsi, orang tua jompo, anak putus sekolah, warga yang tidak mempunyai rumah akibat tanah longsor, kelaparan, terganggu kesehatannya bahkan ada yang nyaris tak tertolong kondisinya sehingga meninggal dunia, seperti ini yang memerlukan bantuian kita, sehingga mereka menerima dengan  dihiasi senyuman, Ternyata senyum mereka merupakan kepuasaan tersendiri Mereka seakan lupa akan kondisi yang tengah mereka hadapi sebagai korban bencana.
Akhirnya, solidaritas anak negeri perlu kita pupuk dengan harapan agar peduli terhadap sesama manusia, hal ini  mutlak diperlukan. Semoga !!!!!

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking