2014-08-26

Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka




1.1     Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
1)       Uraian
a.        Sikap perilaku yang sesuai nilai- nilai Pancasila
1)       Sikap dan perilaku menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan
         Melaksanakan kewajiban dalam keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

         Membina kerja sama dan tolong menolong dengan pemeluk agama lain sesuai dengan situasi dan kondisi di lingkungan masing-masing.
         Mengembangkan toleransi antarumat beragama menuju terwujudnya kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang.
         Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain, dan lain-lain.

2)       Sikap dan perilaku menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
         Memperlakukan manusia/orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang maha Esa.
         Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial,  dan sebagainya.
         Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain.
         Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti menolong orang lain, memberi bantuan kepada yang membutuhkan, menolong korban banjir, dan lain-lain.

3)       Sikap dan perilaku menjunjung tinggi nilai-nilai Persatuan Indonesia
         Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negarajika suatu saat diperlukan.
         Mencintai tanah air dan bangga terhadap bangsa dan negara Indonesia.
         Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
         Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa, dan lain sebagainya.

4)       Sikap dan perilaku menjunjung tinggi nilai-nilai Permusyawaratan/Perwakilan
         Mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama.
         Tidak boleh memaksakan kehendak, melakukan intimidasi dan berbuat anarkis (merusak) kepada orang/barang milik orang lain jika kita tidak sependapat.
         Mengakui bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
         Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah terpilih untuk melaksanakan musyawarah dan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, dan lain sebagainya.

5)       Sikap dan perilaku menjunjung tinggi nilai-nilai Keadilan sosial
         Mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan dengan lingkungan masyarakat sekitar.
         Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan kepentingan orang lain/umum, seperti mencoret-coret tembok/pagar sekolah atau orang lain, merusak sarana sekolah/umum, dan sebagainya.
         Suka bekerja keras dalam memecahkan atau mencari jalan keluar(solusi) atas masalah-masalah pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara.
         Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial melalui karya nyata, seperti melatih tenaga produktif untuk terampil dalam sablon, perbengkelan, teknologi tepat guna, membuat pupuk kompos, dan sebagainya.

b.        Sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka
Dalam sidang PPKI para tokoh negarawan menghendaki dasar negara adalah Pancasila, meskipun tidak disebut secara eksplisit, tetapi rumusan sila-silanya dicantumkan dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945. Oleh karena itu dasar negara mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi warga negara perlu dipahami secara mendalam dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga Pancasila sebagai ideologi terbuka tidaklah diragukan lagi kebenarannya. Sebagai ideologi terbuka Pancasila diharapkan selalu tetap komunikatif dengan perkembangan masyarakatnya yang dinamis dan sekaligus memantapkan keyakinan masyarakat terhadapnya.
Berbagai pengaruh dunia luar tergantung pada ketahanankita terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Kita tadak perlu menutupi diri dari pengaruh luar, yang penting dilakukan adalah menyaring nilai-nilai yang datang dari luar (filter) untuk memperkuat nilai-nilai positif bangsa Indonesia. Misalnya : mempertebal dan memperkuat keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, banyak beribadah dan beramal sesuai tuntunan agama kita masing-masing, melakukan perbuatan yang positif yang didasari rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, menyantuni anak=anak yatim dan orang miskin,   

c.        Budaya asing yang tidak sesuai dengan sebagai  ideology terbuka Pancasila adalah :
Berkelakuan kebarat-baratan (westernisasi), mencari kesenangan sesaat (hedonisme), mementingkan diri sendiri (indivualisme), kebebasan yang mutlak (liberalisme), sama rata sama rasa dll.

d.        Nilai-nilai yang bertentangan dengan ideologi Pancasila
Bertindak sewenang-wenang, menganiaya orang lain, mementingkan diri sendiri atau kelompok, berbuat yang tidak senonoh, tidak mengahari pendapat orang lain, memaksakan kehendak, malas bekerja, menganggap rendah orang lain, memaksakan orang lain beragama dll.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking