Kehidupan remaja atau pelajar akhir-akhir ini sangat memprihatinkan, terbukti hampir di semua wilayah baik wilayah yang berskala besar atau kecil sering terjadi tawuran antar pelajar, pergaulan bebas, kebut-kebutan antar geng motor, mabuk-mabukan, corat-coret/fandalisme, tindakan criminal masih banyak lagi bentuk kenakalan remaja atau pelajar.
Salah satu pengaruh kenakalan pelajar adalah kemajuan teknologi yang telah merambah ke pelosok-pelosok negeri . Satelit/ parabola yang dapat menangkap banyak channel-channel televisi , mulai dari ujung timur sampai dengan ujung barat. Internet sudah mulai memasuki di kafe-kafe, di warung-warung bahkan di rumah-rumah. Banyak hal positif yang dapat kita ambil dari merebaknya internet tersebut, namun, tidak sedikit hal-hal negatif yang akan memperngaruhi kehidupan masyarakat, terutama kalangan remaja/pelajar. Di samping itu maraknya sinetron-sinetron dan film-film layar lebar yang mengupas tentang kehidupan remaja turut pula memberikan andil yang besar terhadap perkembangan remaja dewasa ini. Hal itu disebabkan karena keingintahuan mereka yang sangat tinggi terhadap apa yang mereka lihat, karena itulah mereka cenderung ingin mengikuti apa yang mereka lihat di televisi, film, dan internet. Padahal yang mereka lihat tidak lain adalah film-film orang dewasa, yang kebanyakan mengajarkan untuk mengkonsumsi narkoba, rokok, pergi ke diskotik, meminum minuman beralkohol, pulang sampai larut malam dan lain sebagainya.
Kita dapat
melihat dengan jelas bagaimana kehidupan remaja/pelajar sekarang, dimana kehidupan
remaja/pelajar sekarang sangat berbeda dengan kehidupan remaja pada masa lalu.
Kalau orang-orang tua kita mengatakan bahwa dahulu ketika remaja mereka masih
tahu bertata krama dan bersopan santun kepada kedua orangtuanya dan kepada
orang lain yang lebih tua maka hal itu sudah banyak yang bergeser. Pelajar/remaja
sekarang banyak yang sudah tidak mengerti akan tata krama dan sopan santun.
Mereka cenderung lebih berani melanggar peraturan orang tua mereka. Dari cara
berpakaian pun antara remaja masa lalu dengan masa kini sudah sangat berbeda.
Sudah bukan hal yang baru lagi bahwa, ditengah berita siswa-siswi
berprestasi dalam ajang penelitian, olimpiade sains, seni dan olahraga, anak
muda Indonesia saat ini terancam dalam masa chaos. Jutaan remaja kita menjadi
korban perusahaan nikotin-rokok. Lebih dari 2 juta remaja Indonesia ketagihan
Narkoba (BNN 2004) dan lebih 8000 remaja terdiagnosis pengidap AIDS (Depkes
2008). Disamping itu, moral anak-anak dalam hubungan seksual telah
memasuki tahap yang mengawatirkan. Lebih dari 60% remaja SMP dan SMA Indonesia, sudah tidak perawan
lagi. Perilaku hidup bebas telah meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat
kita.
Berdasarkan hasil survei Komnas Perlindungan Anak bekerja sama
dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di 12 provinsi pada 2007 diperoleh
pengakuan remaja bahwa :
1)
Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU
pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks.
2)
Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku
sudah tidak perawan.
3)
Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku
pernah melakukan aborsi.
4)
Dari 2 juta wanita Indonesia yang
pernah melakukan aborsi, 1 juta adalah remaja perempuan.
5)
Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA
mengaku suka menonton film porno.
Akibat adanya kemajuan teknologi dan setelah kita
memasuki era kehidupan dengan sistem komunikasi global, dengan kemudahan
mengakses informasi baik melalui media cetak, TV, internet, komik, media
ponsel, dan DVD bajakan yang berkeliaran di masyarakat, tentunya memberikan
manfaat yang besar bagi kehidupan kita. Setiap fenomena yang ada dan terjadi di dunia,
tentunya akan memberikan nilai positif sekaligus negatif. Sangat tergantung
pada pola pikir dan landasan hidup pribadi masing-masing.
Setiap individu dari kita akan merasa senang
dengan kehadiran produk atau layanan yang lebih canggih dan praktis. Tidak
terkecuali teknologi internet yang telah merobohkan batas dunia dan media
televisi yang menyajikan hiburan, informasi serta berita aktual. Begitu juga,
handphone yang telah membantu komunikasi sesama manusia untuk kapan saja
meskipun satu dengan yang lainnya berada di dunia Utara-Selatan atau belahan
Timur – Laut.
Untuk mengatasi kenakalan pelajar terutama di satuan kerja MAN
Sabdodadi Bantul yaitu dengan diselenggarakannya upacara bendera, sementara sebagai Pembina Upara adalah Komisaris Polisi
Aris Waluyo Kepala Polisi Sektor Bantul (Kapolsek).
Dalam sambutannya meng-amanat-kan
bahwa upacara bendera merupakan
wujud penghormatan rasa bangga dan rasa cinta tanah air bangsa Indonesia
sekaligus ungkapan untuk mengenang jasa-jasa para pejuang pendiri negeri ini
yang telah gugur meninggalkan kita semua. Disisi lain pembina upacara mengajak
peserta upaacara terutama para siswa untuk ikut mensukseskan pesta demokrasi 9
April 2014, bagi yang mempunyai hak
pilih dan yang belum merupakan suatu
pembelajaran dengan melihat, membaca di mass media cetak atau elektronik.
Lebih lanjut disampaikan wilayah hukum Polsek Bantul
diwarnai adanya tawuran antar pelajar dari beberapa sekolah yang menjurus ke
tindak pidana, dengan ditemukannya senjata tajam berupa pedang, mandau, gir,
dan potongan besi cor, dan juga mengendarai sepeda motor tanpa kelengkapan
kendaraan, kebut-kebutan, hal ini apabila tertangkap tentunya mereka akan
diberi sanksi yang tegas.
Agar tidak terjadi sebagaimana tersebut diatas, maka
hendaknya para pelajar terutama siswa-siswa MAN Sabdodadi Bantul agar tetap
mematuhi aturan yang berlaku, karena kalian adalah estafet bangsa penerus
cita-cita, jangan sampai hal yang sepele
membuat kalian lepas kendali yang pada gilirannya berdampak pada diri sendiri
atau orang lain, demikian sambutan pada upacara bendera yang disampaikan Komisaris
Polisi Aris Waluyo Kepala Polisi Sektor Bantul.
Menurut penulis dalam mengatasi kenakalan pelajar/remaja
dapat dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
1)
Pemerintah memfiltrasi tegas sinetron, film atau iklan yang
berisi kekerasan seksual, pergaulan
bebas, mistis-religi, kekerasan-religi, ramalan serta judi.
2)
Menindak tegas para pelanggar UU Perlindungan
Anak
3)
menfilter situs-situs porno di Indonesia.
4)
Membangun Youth Centre, pusat pendidikan dan
kreasi bagi remaja-remaja agar beraktivitas yang positif.
5)
Secara aktif mengontrol promosi (iklan) dan
peredaran rokok.
6)
Memprioritaskan program pencegahan perdagangan
anak, eksploitasi seksual komersial anak, dan narkoba.
7)
Edukasi pada masyarakat bahwa jangan
mengasingkan anak-anak (yang menjadi korban), bantulah mereka untuk keluar dari
permasalahan mereka (material maupun moril).
8)
Orang tua harus selalu memberikan
dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat
curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya segera dapat terselesaikan.
9)
Perlunya ditanamkan dasar
agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
10)
Pengawasan orang tua yang
intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi seperti televisi,
radio, akses internet, handphone, dll.
11)
Perlunya materi pelajaran
bimbingan konseling di sekolah.
12)
Sebagai orang tua sebisa
mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana,
jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat
terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.
Referensi :
4.
http://subandowo.blogspot.com/2008/08/kenakalan-remaja.html
5.
Sambutan Pembina Upacara Kapolsek Bantul Kompol
Aris Waluyo
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking