Pasca pemilu legislatif (pileg) sejumlah partai politik (parpol)
mulai merapatkan barisan dan saling membuka komunikasi antar partai untuk membentuk
koalisi guna memperkuat langkah dan posisi menuju tangga pemilihan presiden
(pilpres) pada 9 Juli 2014 mendatang.
Seperti pada, Kamis (10/4), sejumlah
elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Nasional
Demokrat (Nasdem) sudah melakukan pertemuan di Jakarta. "Kalau PDI-P kan
sudah jelas calon presidennya (capres) Jokow Widodo (Jokowi). Kita belum bicara
dalam tahap cawapres dan teknis koalisi. Yang pasti ada kesepahaman dulu untuk
bekerja sama membangun bangsa," jelas Sekjen Partai Nasdem, Patrice Rio
Capella.
Untuk partai Gerindra yang berada di
urutan ketiga dengan perolehan suara yang tak sampai 20 persen, Gerindra harus
membuka koalisi untuk mendorong Prabowo Subianto menjadi kandidat calon
presiden pada pemilihan presiden mendatang. "Kami terus menjajaki
kemungkinan koalisi dengan partai lain. Komunikasi yang intensif terus
dilakukan. Tentunya kami juga terus mengikuti dinamika politik yang terus
berjalan," ujar Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi.
Meski saat ini Partai Persatuan Pembangunan (PPP) intens mendekati partai berlambang Garuda ini, namun Suhardi belum bisa memastikan apakah kedua partai ini akan berkoalisi. Menurutnya, Ada banyak pertimbangan koalisi dimana tujuan utamanya mendorong Prabowo Subianto menjadi capres di pilpres.
Meski saat ini Partai Persatuan Pembangunan (PPP) intens mendekati partai berlambang Garuda ini, namun Suhardi belum bisa memastikan apakah kedua partai ini akan berkoalisi. Menurutnya, Ada banyak pertimbangan koalisi dimana tujuan utamanya mendorong Prabowo Subianto menjadi capres di pilpres.
Sementara itu, Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) juga membuka pintu koalisi menghadapi pemilihan presiden
mendatang. Meski PKB sudah memiliki tiga nama yang santer disebut, yakni Rhoma
Irama, Mahfud MD, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Namun Ketua Umum PKB
Muhaimin Iskandar, mengatakan partainya sudah berkomunikasi intensif dengan dua
calon presiden (capres) dari parpol lain. Namun ia enggan menyebutkan nama
capres dari parpol lain tersebut. "Tidak bisa disebutkan karena akan kami
gali dulu sampai matang di antara yang ada," ujarnya.
Sedangkan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa mengungkapkan hal yang sama, bahwa pihaknya juga membuka peluang koalisi dengan partai lain. Dalam hitung cepat sejumlah lembaga survei, PAN mendapat suara lebih dari tujuh persen. Kamis malam, Hatta mengatakan, pintu koalisi dengan semua pihak masih terbuka saat ini dan telah melakukan komunikasi. Hasil komunikasi cukup positif, sebab ada beberapa partai yang menurutnya klop dengan PAN dari beberapa aspek.
Sedangkan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa mengungkapkan hal yang sama, bahwa pihaknya juga membuka peluang koalisi dengan partai lain. Dalam hitung cepat sejumlah lembaga survei, PAN mendapat suara lebih dari tujuh persen. Kamis malam, Hatta mengatakan, pintu koalisi dengan semua pihak masih terbuka saat ini dan telah melakukan komunikasi. Hasil komunikasi cukup positif, sebab ada beberapa partai yang menurutnya klop dengan PAN dari beberapa aspek.
Tak berbeda dengan partai lainnya,
Partai Golongan Karya (Golkar) juga mulai membuka selebar-lebarnya kesempatan
koalisi pada partai lain. Rencana koalisi tersebut diutarakan Wakil Ketua Umum
Partai Golongan Karya (Golkar) Cicip Sharif Sutardjo, Kamis. "Golkar
adalah partai yang paling cair. Kami bisa bicara dengan semua pihak,"
ujarnya.
Cicip mengatakan, kemungkinan besar
calon wakil presiden Ical akan berasal dari partai lain yang akan berkoalisi
dengan Golkar. "Namun, saya tidak mau berspekulasi. Nanti ketika kita
ingin orang yang ini, ternyata dia sudah sama yang lain. Atau ada orang yang
ingin ke kita, tapi kita tidak mau dia. Jadi kan enggak lucu," jelasnya.
(*)
Sumber :
Ilustrasi:
Gom Tobing
Tulisan
Oleh : Verani van Driel dan ditulis kembali wakija
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking